Uraian: Pakaian Adat Bali (Lengkap)
Namun tak ada salahnya sebelum membaca ulasan tentang Pakaian Adat Bali ada baiknya Anda selaku pembaca, menyimak baik-baik apa yang akan kita kupas dibawah. Seperti pepatah bilang: "Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi". Tentu Anda sudah tahu maksudnya bukan? Oke, langsung ke pembahasannya saja yuk?
Pembahasan Lengkap Pakaian Adat Bali
Bali atau Pulau Dewata merupakan salah satu provinsi yang memiliki keragaman budaya seperti pakaian adat, rumah adat, tarian, tempat wisata, dan lain sebagainya.
Bahkan keragaman budaya tersebut sudah mendunia dan sudah banyak turis – turis yang mengunjungi Bali untuk melihatnya.
Pakaian adat Bali juga memiliki nilai filosofis tersendiri. Nilai filosofis tersebut pada dasarnya merupakan kepercayaan yang bersumber pada ajaran Sang Hyang Widhi.
Sang Hyang Widhi sendiri adalah dewa yang diyakini dapat memberikan kedamaian, kegembiraan, dan keteduhan bagi umat Hindu yang mempercayainya.
Ciri Khas Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali memiliki ciri khas tersendiri yang dapat membedakannya dengan pakaian adat lainnya.
Ciri khas dari pakaian adat Bali terletak pada bentuk fisik ataupun dari tradisi pamakaiannya.
Berikut adalah ciri khas dari pakaian adat Bali yang perlu anda ketahui :
- Pakaian adatnya unik dan menjiwai karakter budaya lokal provinsi Bali.
- Pakaian adat sudah menyatu dengan masyarakat Bali dan menjadi tradisi, sehingga digunakan dalam kegiatan sehari – hari.
- Pakaian adat Bali memiliki nama yang berbeda.
Daftar Pakaian Adat Bali
Beberapa pakaian adat yang dimiliki provinsi Bali berbeda satu dengan yang lainnya.
Pakaian adat untuk wanita akan berbeda dengan pakaian adat untuk pria. Perbedaannya adalah mulai dari bahan, model, bentuk, dan aksesoris dari pakaian adat tersebut.
Termasuk nama dari pakaian adat pun berbeda satu dengan yang lainnya. Berikut adalah beberapa nama pakaian adat dari provinsi Bali yang wajib anda ketahui :
1. Kebaya Bali
Kebaya merupakan salah satu pakaian adat dari Bali yang dipakai oleh kaum wanita.
Jika dilihat sekilas, kebaya ini terlihat seperti pakaian adat Jawa. Namun sebenarnya kebaya Bali berbeda dengan kebaya Jawa.
Kebaya Bali memiliki lengan dan bahu dengan design terbuka, sedangkan kebaya Jawa biasanya berdesign tertutup.
Kebaya Bali ini dipakai pada saat acara – acara resmi dan penting saja, seperti pernikahan, ritual keagamaan, hari raya, ataupun acara – acara resmi lainnya.
Untuk pemakaian kebaya Bali ini biasanya dipakaikan juga sabuk pada bagian tengah dada.
Kebaya Bali biasanya berwarna cerah dengan motif yang sangat sederhana. Hal ini dapat membuat pemakainya memancarkan aura keanggunannya.
2. Baju Safari
Berbeda dengan kebaya, baju safari adalah pakaian adat yang dipakai oleh kaum pria.
Baju safari berbentuk seperti kemeja biasa yang disertai dengan kerah dan kancing. Tidak lupa dilengkapi dengan saku yang di buat di bagian kanan dan kiri.
Biasanya baju safari ini identik dengan kebersihan, jadi warna baju safari adalah putih. Warna putih juga dapat melambangkan kesucian dan kesakralan.
3. Kemeja Putih
Berbeda dengan baju safari yang identik dengan 2 kantong di kanan dan di kiri, kemeja putih ini bebas.
Bebas di sini memiliki arti bahwa ada yang berkantong dan ada yang tidak, ada yang berlengan panjang dan ada pula yang berlengan pendek.
Kemeja putih ini ada bertujuan untuk mempermudah aturan berpakaian pada saat beribadah.
Jadi untuk masyarakat Bali yang tidak memiliki baju safari atau baju safarinya kotor, maka mereka dapat menggunakan kemeja putih ini.
4. Kamen
Kamen adalah kain yang digunakan sebagai bawahan dari pakaian adat Bali. Kamen ini biasanya digunakan oleh penduduk asli Bali.
Kamen memiliki persamaan dengan sarung yang berbentuk persegi dengan kain tertentu, jika diamati dengan seksama. Kamen terbuat dari kain yang tipis.
Kamen ini juga dapat digunakan oleh wanita maupun pria dengan aturan pemakaian yang berbeda.
Pemakaian kamen untuk wanita adalah dengan cara diikatkan melingkar pada bagian pinggang dari sisi kiri ke kanan. Kemudian ikat pada sebuah selendang yang dibawa agar kamen tidak lepas.
Sedangkan pemakaian kamen untuk pria adalah dengan cara diikatkan melingkar pada bagian pinggang dari sisi kiri ke kanan. Kemudian pada bagian depan di buat lipatan dengan simpul.
Simpul pada pemakaian kamen ini dapat melambangkan pengabdian atau dharma. Simpulnya pun di buat lancip dan ada bagian yang menjulur ke tanah. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan pada tanah leluhur.
Biasanya para pria menggunakan 2 lembar kain untuk menutupi bagian bawahnya. Kain bagian dalam disebut dengan kamen dan kain bagian luar disebut dengan saput.
Baik wanita maupun pria harus mematuhi jarak kamen dengan telapak kaki sudah ditentukan, yaitu sekitar satu jengkal.
5. Saput
Saput adalah sejenis kain bercorak yang biasanya digunakan pada bagian lapisan atas dari kamen.
Jadi pemakaian saput ini adalah setelah kamen terpakai dengan sempurna.
Adapun cara untuk menggunakan saput, yaitu dengan mengikatkannya di sekitar pinggang dan diputar dari kanan ke kiri.
Kain saput seringkali dipakai dalam ragam upacara keagamaan atau pernikahan oleh masyarakat Bali.
6. Saput Poleng
Berbeda dengan saput, saput poleng adalah kain kotak – kotak berwarna hitam putih yang biasanya disampirkan di atas pohon, patung, dan juga digunakan masyarakat Bali pada saat upacara.
Kain ini adalah kain khusus yang di anggap sakral oleh masyarakat Bali.
7. Selendang
Selendang merupakan salah satu pelengkap dari pakaian adat Bali yang sangat diperlukan. Dengan demikian masyarakat Bali wajib memiliki selendang ini.
Selendang menjadi pakaian pengganti untuk pakaian adat dalam melakukan sebuah ritual penyembahan atau sesajen.
Bagi mereka yang menjalankan ritual tersebut, selendang bermakna sebagai pengikatan diri dari tingkah laku atau nafsu yang buruk.
Selain itu selendang juga bermakna sebagai pembatas tubuh bagian bawah dengan bagian atas.
8. Sabuk Prada
Sabuk prada adalah sabuk yang biasa digunakan wanita untuk menahan kamen. Sabuk prada ini biasanya memiliki warna yang mencolok dan memiliki motif khas Bali.
Pemakaian dari sabuk prada ini memiliki makna khusus, yaitu menggambarkan bahwa tubuh wanita harus dilindungi, terutama rahim yang merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga pemakaian sabuk ini pun diletakkan di bagian perut.
9. Udeng
Udeng adalah penutup kepala atau ikat kepala yang menjadi salah satu pelengkap dari pakaian adat Bali.
Udeng di buat dari kain yang dijahit hingga membentuk simpul pada bagian tengahnya.
Terdapat 2 macam udeng, yaitu :
- Udeng Polos; adalah udeng yang biasa digunakan pada saat mengikuti kegiatan upacara keagamaan.
- Udeng Berwarna; adalah udeng yang biasa digunakan untuk aktivitas sehari – hari.
Pemakaian udeng ini menjadi suatu hal yang spesial bagi masyarakat Bali, terutama bagi kaum pria.
Udeng dipakai pada saat sedang menggunakan pakaian adat Bali ataupun sedang beribadah di dalam candi.
Namun beberapa pria tetap menggunakan udeng meskipun tidak sedang mengikuti acara atau tidak sedang beribadah.
Hal ini disebabkan oleh rasa kesadaran budaya yang tinggi dari masyarakat Bali.
Selain itu masyarakat Bali juga ingin menciptakan kekhasan bahwa pria akan lebih baik memakai udeng kapanpun dan dimanapun mereka berada.
10. Pusung
Pusung atau sanggul merupakan hiasan yang dipakai oleh wanita di kepala layaknya adat Jawa Tengah.
Terdapat 2 macam pusing yang digunakan oleh wanita Bali, yaitu :
- Pusung Kepupu; adalah pusung yang biasanya digunakan oleh wanita yang berstatus janda.
- Pusung Gonjer; adalah pusung yang biasanya digunakan oleh wanita yang masih lajang atau belum menikah.
11. Payas Agung
Payas Agung adalah pakaian adat Bali yang digunakan khusus untuk acara pernikahan. Pakaian adat ini dapat menjadi simbol kemewahan bagi kedua mempelai.
Kemewahan tersebut dapat dilihat dari perpaduan warna dari pakaian adat tersebut, yaitu perpaduan antara merah, emas, dan putih.
Ketiga warna tersebut merupakan warna yang menjadi representasi kemewahan di Bali.
Kemewahan tersebut semakin terlihat pada mahkota yang berukuran cukup besar yang digunakan kedua mempelai.
Payas agung untuk wanita menggunakan kain atau sesanteng yang sengaja dililitkan pada bagian tubuh atas.
Sementara untuk bagian bawahnya, memakai kain tenun songket motif khas Bali yang mewah.
Sedangkan payas agung untuk pria dilengkapi dengan keris dan bawahan berupa kain songket motif khas Bali yang mewah juga pastinya.
12. Payas Madya
Payas madya adalah pakaian adat yang memiliki tingkatan dibawah payas agung.
Pemakaian dari payas madya pun fleksibel dengan aturan pemakaiannya yang tidak terlalu ketat.
Bahkan atasannya pun dapat menggunakan baju kaos, kaos polo, maupun kemeja.
Sementara itu, untuk bagian bawahan, harus disertai dengan senteng atau selendang serta kamen.
Payas madya ini dapat digunakan untuk aktivitas sehari – hari.
13. Payas Alit
Payas alit adalah salah satu jenis pakaian adat yang sering digunakan ketika masyarakat Bali ingin melangsungkan ibadah ke pura.
Payas alit biasanya berwarna putih. Pasalnya warna putih dapat melambangkan kebersihan, kesucian, dan kesakralan.
Payas alit untuk wanita berupa kebaya yang dilengkapi dengan kamen dan selendang.
Sedangkan payas alit untuk pria berupa baju safari atau kemeja putih yang dilengkapi dengan kemen dan udeng.
Kesimpulan
Bali memiliki beberapa pakaian adat yang sudah mendunia. Pakaian adat tersebut dapat membedakan status sosial seseorang.
Pakaian adat dari Bali yang dapat membedakan status sosial seseorang adalah sebagai berikut ini :
- Payas Agung -> untuk kaum atas.
- Payas Madya -> untuk kaum menengah.
- Payas Alit -> untuk rakyat biasa.
Kesadaran akan budaya dari masyarakat Bali sangatlah tinggi. Terbukti dari banyaknya masyarakat yang menggunakan pakaian adat untuk aktifitas sehari – hari.
Kita sebagai Bangsa Indonesia dapat mencontoh masyarakat Bali yang sadar akan budaya yang dimilikinya, agar keberagaman budaya yang ada di Indonesia tetap lestari sampai kapanpun.
The post Pakaian Adat Bali appeared first on Tuliskan.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment