Uraian: Manajemen Produksi (Lengkap)
Namun tak ada salahnya sebelum membaca ulasan tentang Manajemen Produksi ada baiknya Anda selaku pembaca, menyimak baik-baik apa yang akan kita kupas dibawah. Seperti pepatah bilang: "Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi". Tentu Anda sudah tahu maksudnya bukan? Oke, langsung ke pembahasannya saja yuk?
Pembahasan Lengkap Manajemen Produksi
Untuk kalian yang berkecimpung di dalam dunia bisnis, pastinya istilah manajemen produksi sudah tidak asing lagi di telinga. Tetapi bagaimana untuk para pemula yang baru terjun di dalam dunia bisnis?
Kalian tidak usah khawatir, sebab di dalam artikel ini akan dibahas secara tuntas terkait manajemen produksi, simak ulasannya baik – baik ya.
Pengertian Manajemen Produksi
1. Secara Umum
Manajemen produksi merupakan suatu penataan dari proses pengubahan bahan mentah hingga menjadi sebuah produk / jasa yang mempunyai nilai jual.
Manajemen produksi juga menjadi salah satu bagian dalam bidang manajemen yang memiliki peran di dalam mengkoordinasikan beragam aktivitas untuk mencapai tujuan.
Untuk mengatur kegiatan tersebut, maka perlu dibuat beberapa keputusan yang berkaitan dengan upaya dalam meraih tujuan supaya barang / jasa yang dihasilkan sesuai.
Dengan begitu, manajemen produksi ini juga mencangkup pengambilan keputusan yang berkaitan terhadap proses produksi guna meraih tujuan organisasi / perusahaan.
Tak hanya itu saja, terdapat 2 faktor pendukung yang dapat mempengaruhi manajemen produksi, yakni:
- Division of Labour
Adalah faktor pembagian tugas yang tepat. Sehingga, menghasilkan produk yang berkualitas serta bisa diterima di pasaran. Pembagian kerja juga perlu agar proses produksi menjadi lebih efektif & efisien. - Revolusi Industri
Merupakan pergantian tenaga manusia memakai mesin atau robot dalam proses produksi. Revolusi industri ini membuat target dari produksi dapat tercapai.
Tujuan manajemen produksi yaitu untuk menghasilkan layanan barang atau jasa dengan kualitas serta kuantitas yang tepat pada waktu serta biaya produksi yang tepat.
2. Menurut Para Ahli
Selain pengertian di atas, ada juga pengertian manajemen produksi menurut beberapa para ahli, diantaranya yaitu:
a. Sofyan Assauri (2008: 19)
Merupakan suatu kegiatan guna mengatur serta mengkoordinasikan pemakaian beragam sumber daya seperti sumber daya manusia, sumber daya dana, sumber daya alat, serta bahan yang secara efektif dan efisien untuk menciptakan sekaligus menambah manfaat dari suatu barang atau jasa.
b. Irham Fahmi (2012:3)
Merupakan suatu sebuah ilmu manajemen yang membahas dengan menyeluruh bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan memakai ilmu serta seni yang mereka miliki dengan mengarahkan serta mengatur orang -orang agar bisa meraih hasil produksi yang diekspetasikan.
c. Heizer dan Reider (2011:4)
Merupakan suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang / jasa dengan mengubah input menjadi output.
d. Handoko (1999: 3)
Manajemen produksi & operasional merupakan serangkaian usaha pengelolaan yang dilakukan optimal dengan memakai seluruh sumberdaya (faktor – faktor produksi) seperti mesin, tenaga kerja, bahan mentah, peralatan, dan yang lainnya. Di dalam proses transformasi bahan mentah serta tenaga kerja akan menghasilkan produk / jasa.
Perbedaan Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi
JIka hanya dilihat dari pengertian, maka manajemen produksi dengan operasional sedikit mirip. Namun keduanya jelas berbeda.
Berikut adalah perbedaan diantara keduanya:
Manajemen Produksi | Manajemen Operasi |
---|---|
Berkaitan dengan pembuatan produk seperti mobil, komputer, dan lainnya. | Berperan sebagai produk serta servisnya. |
Produk diproduksi di waktu tertentu | Service dikerjakan secara langsung. |
Beberapa produk seperti komputer / mobil, karyawan produksi cenderung lebih sedikit. | karyawan produksi cenderung lebih banyak. |
Costumer contact tidak terlibat produksi | Costumer contact terlibat produksi. |
Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Ruang lingkup manajemen dalam bidang produksi terbagi ke dalam beberapa tingkat sesuai dengan keputusan strategis yang mempengaruhi sistem produksi serta keputusan tingkat operasi.
Berikut diantaranya:
1. Keputusan & Kebijakan terkait Desain
Desain masuk ke dalam keputusan jangka panjang.
Hal tersebut disebabkan dalam desain meliputi:
- Penentuan rancangan / desain produk yang akan dibuat.
- Tata letak atau lokasi pabrik.
- Desain aktivitas pengadaan masukan yang dibutuhkan.
Termasuk pula desain metode, desain teknologi pengolahan, desain organisasi perusahaan, desain job description dan juga job specification.
2. Keputusan & Kebijakan terkait Perbaikan
Perbaikan merupakan suatu keputusan yang bersifat berkesinambungan / terus menerus, sehingga kebijakan satu ini dikerjakan secara rutin.
Beberapa aktivitas yang terdapat didalamnya seperti:
- Perbaikan secara continue pada mutu keluaran.
- Keefektifan serta keefisienan sistem.
- Kompetensi dan kapasitas para pekerja.
- Perawatan sarana kerja maupun mesin.
- Dan perbaikan terus – menerus atas metode pengerjaan atau penyelesaian produk.
3. Kebijakan & Keputusan terkait Proses Transformasi
Proses transformasi masuk ke dalam kebijakan atau keputusan yang bersifat jangka pendek, sebab berhubungan dengan keputusan taktis & operasional.
Kebijakan satu ini meliputi:
- Jadwal produksi.
- Gilir kerja (shift).
- Anggaran produksi.
- Jadwal penyerahan masukan menuju subsistem pengolahan.
- Jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan (penyelesaian produk).
Fungsi Manajemen Produksi
Secara etimologi, fungsi dari produksi berhubungan dengan pertanggungjawaban di dalam proses mengolah sekaligus mentransformasikan input / masukan hingga menjadi output atau hasil keluaran yang mempunyai bentuk berwujud barang maupun jasa sehingga dapat memberikan pendapatan bagi sebuah perusahaan.
Pelaksanaannya memerlukan serangkaian aktivitas terkait keterkaitan dan menyatu secara menyeluruh di dalam suatu sistem.
Aktivitas tersebut berhubungan dengan fungsi produksi yang dikerjakan pada beberapa bagian yang terdapat di dalam sebuah perusahaan.
Seorang ahli ekonomi yang bernama Sofyan Assauri berpendapat ada empat fungsi penting di dalam suatu manajemen produksi, antara lain:
1. Perencanaan
Perencanaan mempunyai hubungan erat dengan kegiatan produksi yang akan dikerjakan sesuai dengan waktu atau periode tertentu.
Dengan membuat rencana yang baik, maka dalam hal tersebut dapat meminimalisir biaya produksi yang dikeluarkan.
Sehingga, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih sehat dan memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar.
2. Jasa pendukung
Jasa penunjang yang dimaksud merupakan suatu media atau sarana yang dipakai untuk menetapkan metode apa yang nantinya akan dipakai dalam produksi.
Yang mana hal tersebut akan membuat proses produksi menjadi lebih efektif sekaligus efisien.
Jasa penunjang satu ini acap kali dibutuhkan sebab memiliki tujuan untuk membantu perusahaan supaya dapat bersaing dengan sehat dari mengedepankan hasil yang berkualitas.
3. Proses pengolahan
Proses pengolahan dapat dikatakan sebagai suatu metode yang dipakai ketika mengolah produk.
Di dalam pelaksanaannya, proses satu ini sangatlah penting, khususnya dalam memanfaatkan sumber daya secara efektif serta efisien.
4. Pengendalian / Pengawasan
Pengendalian atau pengawasan ini merupakan fungsi yang dipakai guna menjamin proses aktivitas supaya sesuai dengan rencana.
Dengan demikian, tujuan yang hendak dicapai dapat dilaksanakan dengan baik.
Jenis – Jenis Produksi
Mengutip dari website Jurnal Manajemen, pemilihan jenis metode produksi penting untuk dilakukan agar metode yang diterapkan sesuai kebutuhan bisnisnya.
Sifat dari produk serta jumlah yang nanti akan diproduksi harus diperhitungkan ketika akan memilih metode tertentu.
Maka dari itu, supaya kalian tidak salah memilih metode nya, kalian harus mengetahui beberapa metode produksi berikut ini:
1. Produksi Pesanan
Produksi pesanan mencangkup prosedur pembuatan produk sesuai dengan pesanan dari pelanggan tertentu.
Produk yang diproduksi secara umum tidak memiliki standar serta heterogen. Biasanya akan mengacu pada:
- Pasokan komponen ke pabrik yang lebih besar.
- Penyediaan sebuah kawasan produksi tertentu untuk yang besar.
- Pembuatan peralatan / bahan khusus.
Pembuatan produk tunggal hanya dianggap sebagai sebuah operasi.
Hal tersebut terdiri atas menyatukan bahan, bagian, serta komponen guna mengumpulkan sekaligus menugaskan sepotong peralatan / produk.
Contoh produksi pesanan:
- Pembangunan kapal.
- Pembangunan bendungan.
- Pembangunan jembatan.
- Pencetakan buku.
2. Produksi Batch
Produksi batch berhubungan dengan produksi berulang.
Hal tersebut mengacu kepada produksi barang dengan jumlah yang sudah diketahui.
Dengan menggunakan sistem batch, pekerjaan akan dibagi ke dalam beberapa operasi serta satu operasi dikerjakan dalam satu waktu.
Selepas menyelesaikan pekerjaan di dalam satu operasi, maka akan dilanjutkan menuju operasi selanjutnya hingga produk selesai.
Contoh produksi batch:
Suatu perusahaan hendak memproduksi 50 motor listrik, pekerjaan nantinya akan dibagi ke dalam beberapa operasi yang berbeda.
Pada operasi pertama, seluruh motor akan selesai pada batch pertama lalu dilanjutkan menuju operasi berikutnya.
Grup operator kedua nantinya akan menyelesaikan operasi kedua sebelum melanjutkan menuju yang berikutnya dan begitu juga seterusnya hingga dapat dihasilkan 50 motor listrik.
3. Produksi Massal
Produksi massal sering disebut juga sebagai produksi berkelanjutan, hal tersebut mengacu kepada produksi dalam skala besar guna menyediakan pasokan berkelanjutan.
Aliran produksi merupakan pembuatan sebuah produk dengan serangkaian operasi, setiap proses berjalan menuju operasi selanjutnya sesegera mungkin.
Proses pembuatan akan dipecah ke dalam operasi terpisah.
Produk yang sudah diselesaikan di dalam satu operasi secara otomatis akan diteruskan menuju operasi selanjutnya hingga selesai.
Tidak terdapat kesenjangan waktu antara pekerjaan yang dikerjakan dalam proses pertama dan berikutnya.
Aliran produksi ini akan berkelanjutan serta progresif.
Aspek – Aspek Manajemen Produksi
Berikut ada beberapa aspek di dalam manajemen produksi, diantaranya yaitu:
1. Perencanaan Produksi
Memiliki tujuan supaya dilakukannya persiapan yang sistematis untuk produksi yang nantinya akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi di dalam perencanaan produksi diantaranya yaitu:
- Pengendalian produksi.
- Kualitas barang yang diproduksi.
- Bahan baku barang produksi
- Jumlah barang yang diproduksi.
- Jenis barang yang nanti akan diproduksi..
2. Pengendalian Produksi
Memiliki tujuan supaya meraih hasil yang maksimal dengan penetapan biaya yang seoptimal mungkin.
Berikut beberapa kegiatan yang dikerjakan, seperti:
- Menyusun rencana.
- Membuat jadwal kerja.
- Menentukan kepada siapa barang nantinya akan dipasarkan.
3. Pengawasan Produksi
Memiliki tujuan supaya pelaksanaan aktivitas bisa berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatan dalam pengawasan produksi meliputi:
- Menetapkan kualitas barang produksi.
- Menetapkan standar barang produksi.
- Pengerjaan produksi tepat pada waktunya.
Karakteristik Manajemen Produksi
Berikut ada ciri khusus atau karakteristik di dalam manajemen produksi, diantaranya yaitu:
1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Organisasi
Manajemen produksi membantu organisasi dalam meraih tujuan serta sasaran.
Pada saat manajer menangani unit produksi serta mengawasinya dengan cermat, maka jumlah pemborosan berkurang serta produksi dapat meningkat.
Hal itulah yang akan membantu organisasi dapat mencapai tujuannya.
2. Meningkatkan Goodwill & Reputasi
Membantu dalam meningkatkan goodwill serta reputasi perusahaan.
Sebab pada saat perusahaan memantau produknya, kualitas dari produk itu sendiri akan meningkat sehingga biayanya dapat ditekan.
Hal itulah yang akan meningkatkan itikad baik perusahaan di pasaran.
3. Peningkatan Laba
Membantu dalam meningkatkan laba perusahaan untuk meminimalkan biaya produksi serta mencoba untuk memperoleh output maksimum dengan input minimum.
4. Membantu Meningkatkan Ekonomi
Memastikan penggunaan sumber daya secara optimal yang juga akan membantu meningkatkan ekonomi negara serta menghemat sumber daya untuk generasi berikutnya.
Kesimpulan
Kualitas produk ditentukan dari kebutuhan pelanggan. Kualitas tepat belum tentu menjadi kualitas terbaik. Hal tersebut tergantung biaya produk & karakteristik teknis yang sesuai dengan persyaratan spesifik.
Organisasi manufaktur harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang tepat. Apabila mereka memproduksi dari melebihi permintaan, maka modal ditutup ke inventaris namun apabila kuantitas diproduksi ada dibawah permintaan, menimbulkan kekurangan produk.
Ketepatan waktu pengiriman menjadi salah satu parameter penting dalam menilai efektivitas departemen produksi. Sehingga departemen produksi harus dapat membuat pemanfaatan sumber daya input yang maksimal untuk meraih tujuan.
Biaya produksi harus bisa ditetapkan sebelum produk benar – benar dieksekusi. Oleh sebab itu, seluruh usaha harus dikerahkan agar bisa menghasilkan produk dengan biaya yang sudah ditetapkan sebelumnya yang mana bisa mengurangi variasi antara biaya aktual dan juga standar.
The post Manajemen Produksi appeared first on Yuksinau.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment