Uraian: Kerajaan Kutai (Lengkap)
Namun tak ada salahnya sebelum membaca ulasan tentang Kerajaan Kutai ada baiknya Anda selaku pembaca, menyimak baik-baik apa yang akan kita kupas dibawah. Seperti pepatah bilang: "Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi". Tentu Anda sudah tahu maksudnya bukan? Oke, langsung ke pembahasannya saja yuk?
Pembahasan Lengkap Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kuta
Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh seseroang yang bernama maharaja Kudungga yang dimana ia juga menjadi raja pertama dari kerajaan tersebut.
Nama Kudungga sendiri berarti nama dari orang Indonesia asli, dan menurut para ahli menyebutkan, kedudukan Kudungga pada saat itu adalah kepala suku dari Kutai.
Kerajaan Kutai ini masuk ke dalam kategori salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.
Diperkirakan kerajaan ini telah ada sejak abad 5 M atau ± 400 M dan dibangun mulai dari abad ke 4 dengan bukti yang ditemukan berupa tujuh buah prasati Yupa yang memperkuat teori beridirnya kerajaan tersebut.
Prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa Sanskerta dalam bentuk syair. Prasasti Yupa juga termasuk prassti tertua yang menyatakan telah berdirinya suatu kerajaan Hindu tertua yakni Kerajaan Kutai.
Yupa ini berupa tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman.
Dalam Yupa disebutkan bahwa Mulawarman adalah raja yang sangat baik dan kuat. Mulawarman merupakan anak dari Aswawarman sekaligus cucu dari Raja Kudungga yang telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Raja Aswawarman disebutkan seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari). Beliau memiliki tiga anak termasuk Mulawarman yang terkenal sebagai raja yang terbesar di kerajaan ini.
Raja Mulawarman memeluk agama Hindu dan mempunyai tempat suci yang dinamakan Waprakeswara.
Kerajaan Kutai berada di Muara Kaman, Kalimantan Timur atau dekat kota Tenggarong, di hulu sungai Mahakam.
Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar yang ada di Kalimantan dan memiliki beberapa anak sungai, terletak di pertemuan antara Sungai Mahakam dengan anak sungainya yang ada di Muarakaman dulu.
Disini lah letak dari Kerajaan Kutai untuk menjalankan perekonomiannya dan menghasilkan sistem perdagangan yang begitu maju.
Letak Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai berada di tepi Sungai Mahakam, tepatnya terletak di Kecamatan Muarakaman, Kutai, Kalimantan Timur.
Daerah tersebut merupakan wilayah yang sangat luas, bahkan Kerajaan Kutai hampir menguasai seluaruh wilayah Kalimantan
Pendiri Kerajaan Kutai
Seperti yang telah yuksinau jelaskan, pendiri Kerajaan Kutai ini adalah raja Kudungga. Beliau mempunyai gelar Wangsakerta yang berarti pembentuk keluarga raja.
Selain itu, beliau juga mempunyai sebutan sebagai Dewa Ansuman atau Dewa Matahari. Pada salah satu stupa peninggalan Kerajaan Kutai juga menyebutkan tentang proses pemberian gelar tersebut.
Namun ada yang mengatakan bahwa pendiri Kerajaan Kutai yakni Asmawarman. Tetapi tidak ada informasi yang otentik mengenai siapa pendiri Kerajaan Kutai yang sebenarnya.
Silsilah Kerajaan Kutai
Kudungga merupakan pendiri dari Kerajaan Kutai sekaligus raja pertama disana. Beliau memiliki anak yang bernama Aswawarman. Aswawarman memiliki putra yang bernama Mulawarman.
Mulawarman inilah yang dikenal sebagai raraja besar yang sangat mulia dan juga memiliki budi yang baik.
Berikur silsilah dari Kerajaan Kutai secara lengkapnya :
- Maharaja Kudungga dengan gelar anumerta Dewawarman
Kudungga merupakan nama asli dari orang Indonesia yang belum tercampur oleh budaya manapun. Pada mulanya, kedudukan dari Kudungga ini merupakan kepala suku.
Namun seiring berjalannya waktu, pengaruh Hindu masuk dan kemudian Kudungga mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan.
Dan setelah itu mengganti kedudukannya sebagai seorang raja, yang selanjutnya pergantian raja dilakukan secara turun menurun.
- Maharaja Asmawarman dengan gelar Wangsakerta dan Dewa Ansuman
Dalam prasasti Yupa disebutkan bahwa Raja Aswawarman adalah raja yang sangat cakap dan kuat. Di masa pemerintahannya beliau melakukan perluasan wilayah Kerajaan Kutai.
Hal itu dibuktikan dengan adanya Upacara Asmawedha yang dilakukan pada waktu itu. Upacara serupa juga pernak dilakukan di India pada masa Raja Samudragupta.
Dalam upacara itu dilakukan pelepasan kuda yang berfungsi untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai.
- Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
Raja Mulawarman adalah anak dari Aswawarman. Mulawarman terkenal sebagai raja terbesar di Kerajaan Kutai. Pada masa beliau-lah Kerajaan Kutai mencapai puncak Kejayaan.
Di masa ini juga, rakyat kutai hidup tentram dan sejahtera, bahkan aja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang sangat melimpah.
Raja Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai
- Kudungga
- Asmawarman
- Mulawarman
- Irwansyah
- Aswawarman
- Warman
- GajayaWarman
- Tungga Warman
- Jayanaga Warman
- Nalasinga Warman
- Nala Parana Tungga
- Gadingga Warman Dewa
- Indra Warman Dewa
- Sangga Warman Dewa
- Singsingamangaraja XXI
- Candrawarman
- Prabu Nefi Suriagus
- MaAhmad Ridho Darmawan
- Riski Subhana
- Sri Langka Dewa
- Guna Parana Dewa
- Wijaya Warman
- Indra Mulya
- Sri Aji Dewa
- Mulia Putera
- Nala Pandita
- Indra Paruta Dewa
- Dharma
Sistem Pemerintahan Kerajaan Kutai
1. Sistem Pemerintahan
Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga yang sekaligus menjadi raja pertama Kerajaan Kutai. Dan kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman.
Aswawarman dianggap sebagai pendiri dari keluarga raja atau Vansakarta. Namun raja terbesar yang terkenal di kerajaan adalah Mulawarman.
2. Kehidupan Sosial
Kerajaan Kutai diselimuti oleh budaya Hindu sehingga masyarakatnya sangat terikat dengan sistem kasta.
Teori itu juga diperkuat dengan temuan istilah Brahmana yang menunjukkan suatu kasta yang menceritakan bahwa masyarakat kutai telah diatur berdasarkan sistem sosial Hindu pada zaman itu.
Serta istilah dari Uprakeswara berhubungan erat dengan tiga dewa utama (Trimurti), yakni Brahma,Wisnu dan Syiwa.
Dan dalam agam Hindu, jika ada seseroang yang belum beragama Hindu dan ingin menjadi salah satu anggota kasta masyarakat Hindu harus melewati upacara pensucian.
3. Kehidupan Ekonomi
Kehiudpan ekonomi di Kerajaan Kutai zaman dahulu masyarakatnya bermata pencaharian beternak,bertani,dan berdagang.
Dan dalam prasasti Yupa juga menyebutkan bahwa sang raja Mulawarman telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Kehidupan dalam kerajaan sangatlah makmur jaya, hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Yupa di Muara Kaman. Dan masa kejayaan Kerajaan Kutai berada saat dibawah pemerintahan Mulawarman.
Saat pemerintahan Kudungga, kerajaan ini meredup. Hal ini disebabkan ketika Kerajaan besar seperti Majapahit dan Singosari sedang mengalami masa kegemilangan.
Sejak saat itulah, Kerjaan Kutai dalam masa pemerinatahan Kudungga tidak terlihat.
Kudungga berasal dari Kerajaan Campa yang berada di Kamboja, sedangkan Aswawarman adalah anak dari Kudungga yang diyakini untuk menjadi raja pertama di Kerajaan Kurtai dengan sebutan Wangsakerta.
Namun, pada beberapa sumber sejarah ada yang menganggap bahwa raja Kudungga sebagai raja yang pertama dari Kerajaan Kutai.
- Bidang Politik
Ada satu prasasti yang ditemukan pada masa kerjaan Kutai yang menyebutkan bahwa “Sang Maharaja Kundungga yang amat mulia memiliki putra yang mashur.
Namanya Sang Aswawarman, yang seperti Sang Ansuman atau Dewa Matahari menumbuhkan keluarga yang sangat mulia”.
Aswawarman mempunyai 3 orang putra yang digambarkan seperti api (yang suci) tiga. Dan yang paling terkenal adalah Mulawarman.
Mulawarman merupakan raja yang memiliki adab yang baik, kuat, dan sangat berkuasa. Mulawarman juga pernah mengadakan selamatan emas yang melimpah, hal itu sebagai kegiatan kenduri oleh para Brahmana.
Dari parasasti itu juga menyebutkan beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kutai. Dan dalam prasaati itu juga dapat disimpulkan bahwa dahulu di kerajaan ini sudah mengenal sistem pemerintahan.
Sehingga sistem pemerintahannya bukan lagi kepala suku, melainkan raja. Serta membuktikan bahwa raja di kerajaan tersebut adalah orang asli Indonesia yang sudah memeluk agama Hindu.
- Bidang Ekonomi
Secara geografis, Kerajaan Kutai berada di jalur perdagangan antara Cina dan India. Dan Kerajaan Kutai menjadi wilayah yang sangat menarik untuk disinggahi para pedagang.
Hal itu tentunya membuktiakan bahwa pada saat itu, selain bertani, kegiatan berdagang sudah menjadi bagian dari kehidupan pokok masyarakat Kutai.
Dalam cacatan sejarah juga menyebutkan, bahwa raja Mulawarman pernah memberikan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana.
Sehingga diperkirakan bahwa dahulu dikerajaan kutai pertanian dan peternakan telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kutai.
Lokasinya yang berada di jalur transportasi laut, juga membuat kegiatan perdagangan dalam kerajaan ini berjalan cukup ramai.
Untuk pedagang yang berasal dari luar wilayah Kerajaan Kutai diharuskan untuk memberikan “hadiah” kepada sang raja sebagai bentuk izin untuk berdagang.
Biasanya hadiah tersebut berupa barang dagangan yang harganya cukup mahal serta pemberian tersebut dianggap sebagai pajak kepada pihak Kerajaan.
- Bidang Agama
Masyarakat Kerajaan Kutai sangat taat pada kepercayaan yang dianutnya. Salah satu budaya yang hingga kini dapat dilihat adalah Yupa. Yupa tersebut adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum.
Di dalam Yupa tersebut disebutkan ada sebuah tempat suci yang diberi nama Waprakeswara atau tempat pemujaan Dewa Siwa.
Sehingga dari pernyataan terssebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kerajaan Hindu menganut agama Hindu Syiwa. Selain itu, masyarakat Kerajaan Kutai juga masih setia menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka.
- Bidang Sosial-Budaya
Kerana Kerajaan ini sebagian besar menganut agama Hindu, sehingga masyarakatnya otomatis telah mendapatkan pengaruh agama Hindu dan kehidupan agamanya sudah lebih maju daripada lainnya pada waktu itu.
Contohnya, ketika ada seseorang yang ingin memeluk agama Hindu, maka akan diadakan upacara pemberkatan agama Hindu yang disebut dengan Vratyastoma.
Upacara tersebut telah ada sejak pemerintahan Aswawarman yang dipimpin oleh para pendeta dari India.
Pada saat pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut baru digantikan oleh brahmana dari Indonesia.
Hal itu membuktikan bahwa, kaum brahmana yang berasal dari Indonesia juga mempunyai tingkat intelektual yang tinggi yang dimana mampu menguasai bahasa Sanskerta yang merupakan bahasa resmi kaum brahmana untuk masalah keagamaan.
Masuknya budaya India ke nusantara juga mempengaruhi perubahan budaya di Indonesia. Dan salah satu perubahan yang paling penting adalah munculnya sistem pemerintahan dengan pimpinannya yang merupakan seorang raja.
Sebab, sebelum budaya tersebut masuk, sistem pemerintahan kerajaan dipimpin oleh seorang Kepala Suku.
Keruntuhan Kerajaan Kutai
Tewasnya seorang raja bernama Maharaja Dharma Setia dalam suatu peperangan, menandakan masa Kerajaan Kutai telah berakhir.
Maharaja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara ke-13 yaitu Aji Pangeran Anum Panji Mendap.
Untuk informasi, Kutai yang dimaksud adalah Kutai Martadipura yang berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu ibukotanya Kutai Lama atau Tanjung Kute.
Kemudian Kutai Kartanegara inilah yang disebut dalam sastra Jawa Negarakertagama yang kemudian menjadi kerajaan Islam.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang pada awalnya sang raja memiliki gelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Peninggalan Kerajaan Kutai
1. Ketopong Sultan Kutai
Ketopong Sultan adalah sebuah mahkota raja peninggalan dari Kerajaan Kutai. Mahkota ini terbuat dari bahan dasar emas dengan total seberat 1.98 kg dan kini mahkota tersebut telah tersimpan di dalam Musem Nasional Jakarta.
2. Kalung Uncal Kerajaan Kutai
Kalung uncal kerajaan kutai adalah sebuah kalung emas yang memiliki berat 170 gram yang telah dilengkapi dengan hiasan liontin berelief Kisah Ramayana.
Kalung Uncal menjadi salah satu atribut sekaligus aksesoris dari Kerajaan Kutai yang digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara pada saat memerintah.
Menurut pendapat dari beberapa ahli, diperkirakan Kalung Uncal ini berasal dari India. Hingga saat ini, hanya ada 2 buah kalung Uncal yang ada di dunia.
Yang pertama ada di negara India dan yang kedua ada di dalam Museum Mulawarman, Kota Tenggarong, Kalimantan, Indonesia.
3. Kalung Ciwa
Kalung Ciwa merupakan salah satu benda peninggalan bersejarah dari Kerajaan Kutai. Kalung Ciwa ditemukan di masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang ditemukan di sekitaran Danau Lipan, Muara Kaman ditahun 1890.
Sampai saat ini, Kalung Ciwa tersebut masih digunakan sebagai atribut raja ketika diadakan sebuah pesta untuk pengangkatan raja yang baru.
4. Pedang Sultan Kutai
Pedang Sultan Kutai merupakan sebuah pedang yang terbuat dari bahan emas padat. Pada sisi gagangnya terdapat sebuah ukiran yang berupa seekor binatang harimau yang nampak sedang bersiap untuk menerkam musuhnya.
Dan pada bagian ujung sarung pedangnya telah dihiasi dengan ukiran seekor buaya. Saat ini, pedang Sultan Kutai telah tersimpan dengan baik di dalam Museum Nasional Jakarta.
5. Kura – Kura Emas
Benda peninggalan yang satu ini berupa benda dengan ukuran setengah kepalan tangan orang dewasa yang dulunya ditemukan di Daerah Lonh Lalang, tepatnya di dekat hulu Sungai Mahakam.
Saat ini Kura – kura emas tersebut telah tersimpan dengan baik di dalam Museum Mulawarman.
6. Kelambu Kuning
Sedikit menyimpan kisah mistis di dalamnya, kelambu kuning ini di dalamnya terdapat benda peninggalan Kerajaan Kutai yang dimana di dalam benda-benda tersebut memiliki kekuatan magic.
Khususnya di dalam Kelambu Kuning yang dimana kekuatan tersebut berfungsi untuk menghindari terjadinya bala yang dapat ditimbulkan.
7. Keris Bukit Kang
Keris bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu atau permaisuri dari Sultan Kutai Kartanegara yang pertama untuk melawan para musuh. Keris ini dikenang dengan nama Keris Bukit Kang.
8. Tali Juwita
Tali Juwita adalah sebuah tali yang terbuat dari benang dengan jumlah 21 helai. Biasanya tali tersebut digunakan pada saat upacara adat Bepelas sedang berlangsung.
Tali Juwita ini menunjukan simbol tujuh muara serta tiga anak sungai. Sungai yang tergambar di tali tersebut adalah Sungai Kelinjau, Sungai Kedang Pahu, dan Sungai Belayan.
9. Tempat Duduk Raja
Tempat duduk raja adalah benda peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang dulu menjadi singgah sana dari para raja yang sedang memerintah.
Sekarang tempat duduk tersebut telah tersimpan dan terjaga dengan baik di dalam Museum Mulawarman.
10. Meriam Kerajaan kutai
Meriam kerajaan kutai adalah senjata pertahanan yang kuat pada saat itu. Hingga saat ini masih ada 4 meriam yang terjaga yakni Meriam Gentar Bumi, Meriam Sapu Jagat, Meriam Sri Gunung dan Meriam Aji Entong.
11. Keramik Kuno Tiongkok
Keramik kuno tiongkok diperkirakan oleh para ahli berasal dari dinasti dalam kekaisaran zaman Cina kuno yang sempat ditemukan dalam keadaan tertimbun di sekitar danau Lipan.
Hal tersebut membuktikan bahwa kerajaan kutai dan juga kekaisaran china telah melakukan hubungan perdagangan yang erat pada masa lampau.
12. Gamelan Gajah Prawoto
Tersimpan di dalam Museum Mulawarman, gamelan ini konon katanya berasal dari pulau Jawa yang masuk dalam peninggalan Kerajaan Kutai.
13. Tembok Kerajaan Majapahit
Tembok Kerajaan Pahit ini termasuk ke dalam salah satu peninggalan yang tertua dari Kerajaan Majapahit yang masuk kedalam salah satu peninggalan dari Kerajaan Kutai.
14. Prasasti Yupa
Dan prasasti inilah yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai tertua dan prasasti pertama yang dimiliki kerajaan tersebut. Benda bersejarah ini merupakan bukti terkuat adanya kerajaan hindu salah satu terbesar yang ada di Indonesia yang berada di daerah Kalimantan.
Itulah sedikit ulasan mengenai Kerajaan Kutai, semoga cerita sejarah ini dapat kita wariskan kepada generasi bangsa berikutnya sehingga mereka tau perkembangan sejarah dari zaman lampau hingga kini. Semoga bermanfaat.
The post Kerajaan Kutai appeared first on Tuliskan.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment