Uraian: Pantun Jenaka (Lengkap)

Pantun Jenaka - Mungkin banyak diantara kita yang belum tahu tentang sesuatu hal, seperti contohnya informasi mengenai "Pantun Jenaka?" Lantas berusaha mencari tahu melalui google (internet) dan tanpa sengaja menemukan situs Uraian Lengkap ini. Dapat dikatakan bahwa Anda sudah berada di situs yang tepat, sebab kita memang akan membahas hal tersebut.

Namun tak ada salahnya sebelum membaca ulasan tentang Pantun Jenaka ada baiknya Anda selaku pembaca, menyimak baik-baik apa yang akan kita kupas dibawah. Seperti pepatah bilang: "Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi". Tentu Anda sudah tahu maksudnya bukan? Oke, langsung ke pembahasannya saja yuk?

Pembahasan Lengkap Pantun Jenaka

Pantun memiliki banyak sekali jenisnya, seperti pantun nasehat, agama, jenaka, dan yang lainnya. Namun masing – masing jenis pantun tersebut memiliki fungsi, pensan, dan ciri khasnya sendirinya.

Dan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut terkait pantun jenaka beserta contohnya lengkap.

Pengertian Pantun

25 pantun jenaka

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris.

Asal dari kata pantun yakni “patuntun” di dalam Bahasa Minangkabau yang artinya “penuntun“.

Sementara di dalam Bahasa Jawa, pantun dikenal dengan “parikan“. Kemudian dalam bahasa Sunda dikenal dengan “sisindiran“. Dan terakhir di dalam bahasa Batak dikenal dengan “umpasa“.

Pengertian Pantun Jenaka

pantun lucu

Pantun yang lumayan menghibur serta merakyat disebut sebagai pantun jenaka.

Pantun jenaka sendiri memiliki tujuan untuk menghibur orang yang mendengarnya (lucu – lucuan), dan kerap kali dijadikan sebagai sarana untuk saling menyindir di dalam suasana yang penuh keakraban. Sehingga tak akan memunculkan rasa tersinggung, serta diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.

Ciri – Ciri Pantun Jenaka

poem example

Ciri utama pantun yang paling nampak ialah rima atau sajak.

Setiap jenis pantun mempunyai akhiran sama di dalam setiap baitnya. Tak hanya rima, namun ada juga sampiran dan isi.

Sampiran ini tidak menunjukkan pesan. Sedangkan untuk isinya itulah yang mengandung pesan.

Berikut ini adalah beberapa ciri dari pantun jenaka yang harus kalian ketahui, antara lain:

1. Terdiri dari 4 baris

Bait yang ada di dalam pantun jenaka berisi untaian kata – kata.

Pada masing – masing barisnya terkandung gagasan yang sama serta menonjolkan kelucuan.

2. Setiap Baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Setiap baris mempunyai jumlah kata mulai dari 8 – 12 kata.

Hal tersebut yang membuat setiap baris pantun jenaka menjadi singkat. Singkat yang dimaksud yakni isi yang padat serta memiliki makna didalamnya.

3. Bersajak a-b-a-b

Rima merupakan ciri – ciri pantun yang sangat menonjol daripada jenis puisi yang lainnya. Rima adalah kesamaan bunyi yang ada di dalam puisi pada akhir kalimatnya.

Ciri yang kuat dari pantun jenaka yakni berima a-b-a-b.

4. Mempunyai sampiran & isi

Dua baris pertama disebut sebagai sampiran, sementara baris ketiga dan keempat disebut sebagai isi sebab berisi makna utama pada susunan pantun.

Fungsi Pantun

sebutkan pantun jenaka

Berikut ini merupakan beberapa fungsi pantun jenaka, antara lain:

  • Mencairkan suasana ketika tengah berkumpul bersama.
  • Sindiran lucu – lucuan yang tidak menyinggung perasaan.
  • Menjadi media hiburan untuk orang lain yang tengah dirundung kesedihan.
  • Sebagai media untuk membangun keakraban diantara dua orang yang belum saling mengenal.
  • Sebagai sarana untuk memberikan pesan moral sehingga bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.

Contoh Pantun Jenaka

poem

Setelah memahami uraian singkat di atas terkait pantun jenaka, berikut kami berikan beberapa contoh pantun jenaka yang bisa kalian gunakan, antara lain:

1. Contoh Satu

Burung kutilang terbang di udara
Mengelilingi langit tak ada batasnya
Melihat mantan nampak bahagia
Bergandengan dengan pacar barunya

2. Contoh Dua

Di mana kuang ingin bertelur
Di atas lata di rongga batu
Di mana tuan ingin tidur
Di atas dada di rongga susu

3. Contoh Tiga

Lebar sangat daun talas
Untuk menaikkan daun talam
Makanya jangan kau suka malas
Sikat gigi pagi dan juga malam

4. Contoh Empat

Nemu gelang di pekarangan
Tapi gelang telah karatan
Siapa yang nyampah sembarangan
Pasti pacarnya orang utan

5. Contoh Lima

Meler – meler ingus keteter
Hingga sakit di kepala
Hati – hati sering teler
Bisa bikin meninggal dunia

6. Contoh Enam

Pak Agus pergi ke Bali
Melihat bule tengah menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi sepuluh hari

7. Contoh Tujuh

Burung perkutut
Burung kutilang
Kamu kentut
Nggak bilang – bilang

8. Contoh Delapan

Jalan jalan ke Tanjung Baru
Tak lupa membawa buah tangan
Lihat saja muka si Adudu
Seperti orang tidak dikasih makan

9. Contoh Sembilan

Menggunakan batik bawa teropong
Melihat rumah atapnya bolong
Gadis cantik yang main di kolong
Cantik – cantik sayang giginya ompong

10. Contoh Sepuluh

Dari mampang ketemu kaca
Daun kelor rasa ketan
Liat saja tampang yang baca
Udah kayak kolor setan

11. Contoh Sebelas

Anak petani bermain padi
Naik ke atas ke arah bukit
Temanku bernama Budi
Artinya budek sedikit

12. Contoh Dua Belas

Memasak ikan di dalam peti
Paling enak di campur dengan terasi
Gayanya bak selebriti
Tapi dompetnya tidak ada isi

13. Contoh Tiga Belas

Hari minggu telah menjelang siang
Selepas siang menuju petang
Ditunggu tunggu tidak juga datang
Sekali datang kok palah nagih utang

14. Contoh Empat Belas

Masak ayam masak tumis
Iris tipis hingga habis
Kamis malam hujan gerimis
Dompet tipis semakin kritis

15. Contoh Lima Belas

Naik delman ke Malaya
Jangan lupa membawa pengukur
Siapa yang tak tertawa
Melihat si botak ingin dicukur

16. Contoh Enam Belas

Orang ganteng
Suka sama si Rini
Gak seneng
Maju lo sini

17. Contoh Tujuh Belas

Buah semangka
Buah duren
Nggak nyangka
Gue keren

18. Contoh Delapan Belas

Beli ketan
Beli juga kain songket
Biar sudah mantan
Tapi kita tetap lengket

19. Contoh Sembilan Belas

Kotak amal
Digoyang – goyang
Kemarin aku diramal
Katanya jodohnya abang

20. Contoh Dua Puluh

Jalan sore naik delman
Tidak terasa telah senja
Banyak teman yang mengaku teman
Apabila dikira ada perlunya saja

21. Contoh Dua Puluh Satu

Pagi sarapan dengan nasi uduk
Siangnya makan dengan nasi padang
Itu kakak yang tengah duduk
Manis sekali untuk dipandang

22. Contoh Dua Puluh Dua

Seribu tangga sanggup ku naiki
Meski penat tetap di daki
Apabila lain waktu bertemu kembali
Masih bisakah kasih lama kita ukir lagi

23. Contoh Dua Puluh Tiga

Jika makan buah semangka
Jangan lupa untuk buang bijinya
Jika dijalan bertemu tetangga
Sebaiknya saling bertegur sapa

24. Contoh Dua Puluh Empat

Jalan – jalan ke beberapa tempat
Dengan cuaca terlihat cerah
Usiamu sudah berkepala empat
Tingkahmu seperti bayi merah

25. Contoh Dua Puluh Lima

Tanam pete di pinggir kali
Petenya lari tak tahu diri
Jangan miscall saja bila berani
Telpon saya jika punya nyali

26. Contoh Dua Puluh Enam

Makan pagi sepiring berdua
Rasanya enak tiada tara
Awas cowok pintar menggoda
Diam – diam punya watak buaya

The post Pantun Jenaka appeared first on Tuliskan.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Jika Anda sudah membaca kalimat ini, maka Anda sudah sampai dibagian akhir pembahasan tentang Uraian: Pantun Jenaka (Lengkap). Semoga saja uraian kami diatas dapat menjawab rasa penasaran Anda dan menambah wawasan untuk kita semua. Tak lupa kami sampaikan banyak terima kasih sudah berkunjung ke situs uraian lengkap ini. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Uraian: Billboard adalah (Lengkap)

Uraian: Cara Download Video Youtube (Lengkap)

Uraian: Discussion Text (Lengkap)