Uraian: Meniti Hidup dengan Kemuliaan (Lengkap)

Meniti Hidup dengan Kemuliaan - Mungkin banyak diantara kita yang belum tahu tentang sesuatu hal, seperti contohnya informasi mengenai "Meniti Hidup dengan Kemuliaan?" Lantas berusaha mencari tahu melalui google (internet) dan tanpa sengaja menemukan situs Uraian Lengkap ini. Dapat dikatakan bahwa Anda sudah berada di situs yang tepat, sebab kita memang akan membahas hal tersebut.

Namun tak ada salahnya sebelum membaca ulasan tentang Meniti Hidup dengan Kemuliaan ada baiknya Anda selaku pembaca, menyimak baik-baik apa yang akan kita kupas dibawah. Seperti pepatah bilang: "Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi". Tentu Anda sudah tahu maksudnya bukan? Oke, langsung ke pembahasannya saja yuk?

Pembahasan Lengkap Meniti Hidup dengan Kemuliaan

Di dalam artikel kali ini, kami akan memberikan materi terkait Meniti Hidup dengan Kemuliaan yang biasanya akan dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 bab 6.

Terdapat beberapa sub yang nantinya akan kalian pelajari. Selengkapnya simak baik – baik ulasan yang ada di bawah ini ya.

1. Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, Husnużan dan Persaudaraan (Ukhuwah)

meniti hidup dengan kemuliaan pdf

Di dalam meniti hidup dengan kemuliaan, terdapat beberapa makna yang perlu kalian ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)

1. Pengertian Pengendalian Diri

Pengendalian diri atau bisa dikatakan sebagai kontrol diri (Mujāhadah an-Nafs) merupakan menahan diri dari semua perilaku yang bisa merugikan diri sendiri serta orang lain. Contohnya seperti sifat serakah dan tamak.

Di dalam literatur Islam, pengendalian diri ini juga dikenal sebagai aś-śaum atau puasa.

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa puasa menjadi salah satu media untuk mengendalikan diri.

Pengendalian diri ini dibutuhkan oleh setiap manusia supaya dirinya terjaga dari berbagai hal yang dilarang oleh Allah SWT.

2. Contoh Pengendalian Diri

Berikut ini adalah beberapa contoh dari pengendalian diri menurut viva:

  • Memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat hina terhadap kita.
  • Menjauhi sifat dengki maupun iri hati terhadap orang lain dengan tidak membalas kedengkian mereka.
  • Tidak berbelanja kepada berbagai hal yang tidak berguna.
  • Ikhlas pada semua wujud cobaan serta musibah yang menimpa. Serta terus berusaha untuk memperbaiki diri serta lingkungan.
  • Menahan nafsu dari mengerjakan perkara yang diharamkan.

b. Prasangka Baik (Husnużżan)

1. Pengertian Prasangka Baik

Prasangka baik atau dikenal ĥusnużżan berasal dari kata Arab yakni ĥusnu yang berarti baik, serta żan yang berarti prasangka.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa prasangka baik atau positive thinking di dalam terminologi Islam dikenal dengan istiah ĥusnużżan.

Istiah ĥusnużżan merupakan sikap orang yang selalu berpikir positif pada apa yang sudah dilakukan oleh orang lain.

Adapun lawan dari sifat ini ialah buruk sangka (su’użżan), yakni menyangka orang lain mengerjakan berbagai hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.

2. Jenis – Jenis Prasangka Baik

Di dalam ilmu akhlak, ĥusnużżan dikategorikan ke dalam tiga bagian, yakni:

  • Husnużżan kepada diri sendiri.
  • Husnużżan kepada Allah Swt.
  • Husnużżan kepada orang lain.

3. Contoh Prasangka Baik

Berikut ini adalah beberapa contoh berprasangka baik di dalam kehidupan, antara lain:

  • Tidak menyebarkan suatu berita tanpa ditelusuri terlebih dahulu atas kebenarannya.
  • Tidak menuduh teman mengerjakan kesalahan tanpa adanya bukti yang jelas atau benar.
  • Selalu yakni jika apa pun yang sudah Allah berikan merupakan hal yang terbaik di dalam kehidupan kita.
  • Menerima apa pun kemampuan yang telah Allah berikan kepada diri kita.
  • Menerima serta menghargai pendapat dari orang lain.

c. Persaudaraan (Ukhuwwah)

1. Pengertian Persaudaran

Persaudaraan atau ukhuwwah di dalam Islam diartikan bukan hanya sebatas hubungan kekerabatan sebab faktor keturunan, namun yang dimaksud dengan persaudaraan di dalam Islam ialah persaudaraan yang diikat dengan tali aqidah (sesama muslim) serta persaudaraan. Sebab fungsi dari kemanusiaan (sesama manusia makhluk Allah Swt.).

Persaudaraan itu amat jelas dicontohkan oleh Rasulullah SAW yakni mempersaudarakan antara kaum Muhajirin bersama kaum An¡ar.

Dan menjalin hubungan persaudaraan bersama suku – suku lain yang tak seiman serta mengerjakan kerja sama bersama mereka.

2. Contoh Persaudaraan

Berikut ini adalah beberapa contoh persaudaraan di dalam kehidupan, antara lain:

  • Menjenguk atau mendoakan atau membantu teman atau orang lain yang tengah sakit maupun terkena musibah.
  • Bergaul bersama orang lain dengan tidak memandang bahasa, suku, budaya, serta agama.
  • Mendamaikan saudara atau teman yang sedang berselisih supaya mereka sadar serta kembali bersatu.
  • Menghargai perbedaan bangsa, suku, agama, serta budaya orang lain.
  • Menghindari semua wujud permusuhan, tawuran, atau aktivitas yang bisa merugikan orang lain.

2. Ayat – Ayat Al Qur’an terkait Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan

materi meniti hidup dengan kemuliaan kelas 10

Di dalam meniti hidup dengan kemuliaan, ada berbagai ayat Al – Qur’an yang berkaitan dan perlu kalian ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Ayat Al Qur’an Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)

Q.S. al-Anfal/8:72

1. Lafal Ayat

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya:

“Sesungguhnya orang – orang yang beriman serta berhijrah dan berjihad bersama harta serta jiwanya di jalan Allah serta orang – orang yang memberikan tempat kediaman serta memberi pertolongan (terhadap orang – orang Muhajirin), maka mereka itu satu sama lain lindung melindungi. Serta (kepada) orang – orang yang beriman, namun belum berhijrah, maka tidak terdapat kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) apabila mereka meminta pertolongan terhadap mu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali pada kaum yang sudah terdapat perjanjian antara kamu bersama mereka. Serta Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

2. Hukum Tajwid

Lafal Hukum Tajwid
إِنَّ الَّذِينَ Ghunnah Masyaddah sebab huruf nun bersyaddah.
وَهَاجَرُوا Mad Tabi’i sebab huruh ha berharakat fattah serta diikuti alif.
وَأَنْفُسِهِمْ Ikhfa sebab nun mati bertemu fa.
سَبِيلِ اللَّهِ Muraqqaqah sebab lafaz Allah didahului dengan huruf lam berharakat kasrah.
أَوْلِيَاءُ Mad wajib muttashil sebab terdapat mad thabi’i bertemu dengan hamzah di dalam satu kata.
وَلَمْ يُهَاجِرُوا Idzhar safawi sebab mim mati bertemu ya.
شَيْءٍ حَتَّىٰ Idzhar halqi sebab kasrah tanwin bertemu ha.
فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ Al syamsiyah sebab alif lam bertemu huruf nun.
قَوْمٍ بَيْنَكُمْ Iklab sebab kasrah tanwin bertemu dengan huruf ba.
وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ Idgham Mutamassilain sebab mim mati bertemu mim.
وَاللَّ Mufakhkhamah sebab lafaz Allah bertemu huruf wawu yang berharakat fattah.

3. Kandungan Ayat

Beragam wujud intimidasi, serangan, serta kekejaman yang dikerjakan oleh orang – orang musyrik Mekah sudah menyebabkan Nabi Muhammad SAW serta kaum muslimin berhijrah meninggalkan rumah serta kampung halaman mereka di Mekah ke Madinah.

Dari sudut kemanusiaan, peristiwa hijrah adalah implementasi dari ajaran agama Islam terkait pentingnya untuk menjaga, menghormati, serta menegakkan nilai kemanusiaan.

Firman Allah SWT dalam ayat di atas melukiskan jika kaum Muhajirin serta Anśar saling lindung melindungi satu sama lain dalam meniti hidup dengan kemuliaan.

b. Ayat Al Qur’an Prasangka Baik (Husnużżan)

Q.S. al-Hujurat/49:12

1. Lafal Ayat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Artinya:

“Wahai orang – orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka tersebut adalah dosa serta janganlah kamu mencari – cari kesalahan orang lain serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian dari yang lain. Apakah terdapat di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentu kamu akan merasa jijik. Serta bertakwalah terhadap Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

2. Hukum Tajwid

Lafal Hukum Tajwid
آمَنُوا اجْتَنِبُوا Qalqalah sebab haruf jim berharakat sukun.
إِثْمٌ ۖ وَلَا Idgham bighunnah sebab huruf mim berharakat dhummah tanwin bertemu wawu.
يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ Idgham mutamatsilain sebab ha mati bertemu ba.
بَعْضُكُمْ بَعْضًا Ikfa safawi sebab mim mati bertemu ba.
بَعْضُكُمْ بَعْضًا Mad iwadh sebab terdapat fattah tanwin berada di waqaf (berhenti).
تَوَّابٌ رَحِيمٌ Idgham bilaghunnah sebab huruh ha berharakat dhommah tanwin bertemu ra.

3. Kandungan Ayat

Di dalam ayat di atas Allah SWT menegaskan ada dua hal pokok, yaitu:

  • Pertama, jika sesungguhnya orang – orang mukmin tersebut bersaudara.
  • Kedua, apabila ada perselisihan antar saudara, maka diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengerjakan iślah (usaha perbaikan maupun perdamaian).

Rasulullah SAW bersabda:

“Demi Allah yang menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tak dianggap beriman terkecuali apabila ia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama halnya dia menyayangi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)

Tak hanya itu, Rasulullah SAW pun menegaskan:

“Seorang muslim merupakan orang yang lidah serta tangannya tidak menyakiti sesama muslim yang lain. Serta orang yang berhijrah merupakan orang yang meninggalkan seluruh larangan Allah.” (H.R. Bukhari)

c. Ayat Al Qur’an Persaudaraan (Ukhuwwah)

Q.S. al-Hujurat/49:10

1. Lafal Ayat

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya:

“Sesungguhnya orang – orang mukmin tersebut bersaudara, maka dari itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) serta bertakwalah terhadap Allah supaya kamu memperoleh rahmat.”

2. Hukum Tajwid

Lafal Hukum Tajwid
إِنَّمَا Ghunnah sebab terdapat nun bertanda baca tasydid.
الْمُؤْمِنُونَ Idhar qomariyah sebab terdapat alif lam bertemu dengan salah satu huruf qomariyah yakni huruf mim.
إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُو Ikhfa’ haqiqi sebab terdapat tanwin bertemu dengan salah satu huruf ihfa’, yakni huruf fa’.
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا Idhar syafawi sebab terdapat mim mati bertemu dengan huruf wawu.
وَاتَّقُوا اللَّهَ Tafhim sebab terdapat lam jalalain didahului dengan huruf berharokat dhommah.
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ Idhar syafawi sebab terdapat mim mati bertemu huruf ta’, serta mad arid lis-sukun sebab sebelum waqof ada mad thobi’i.

3. Hadits terkait Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan

prasangka baik

Dalam meniti hidup dengan kemuliaan, ada berbagai hadist yang berkaitan dan perlu kalian ketahui, diantaranya ialah sebagai berikut:

a. Hadis tentang Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, jika Rasulullah SAW bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Artinya:

“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang di dalam hal perkelahian, melainkan orang yang perkasa merupakan orang yang mampu mengendalikan dirinya pada saat marah”. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Baca: 10 Nama Malaikat Beserta Tugasnya

b. Hadis tentang Prasangka Baik (Husnużżan)

Rasulullah SAW bersabda:

إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث

Artinya:

“Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, sebab sebetulnya prasangka tersebut merupakan perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari)

c. Hadis tentang Persaudaraan (Ukhuwwah)

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir ra, jika Rasulullah SAW bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

Artinya:

“Perumpamaan orang – orang mukmin di dalam saling mencintai, saling mengasihi, serta saling menyayangi, seperti satu tubuh. Jika ada satu organ tubuh merasa sakit, maka akan menjalar terhadap seluruh organ tubuh, yakni tidak bisa tidur serta merasa demam.” (H.R. Muslim)

The post Meniti Hidup dengan Kemuliaan appeared first on Tuliskan.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Jika Anda sudah membaca kalimat ini, maka Anda sudah sampai dibagian akhir pembahasan tentang Uraian: Meniti Hidup dengan Kemuliaan (Lengkap). Semoga saja uraian kami diatas dapat menjawab rasa penasaran Anda dan menambah wawasan untuk kita semua. Tak lupa kami sampaikan banyak terima kasih sudah berkunjung ke situs uraian lengkap ini. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Uraian: Billboard adalah (Lengkap)

Uraian: Cara Download Video Youtube (Lengkap)

Uraian: Discussion Text (Lengkap)